Selasa, 01 Juli 2014

Sepak Terjang Para Awam

Membela mati-matian salah satu "komplotan"

Menggelitik dan miris perjuangan didasari efek kampanye hitam

Bukti objektif pun ter bantahkan

Bagaimana pun mereka sebangsa dan setahan air, semoga lekas di tingkatkan IQ nya


Namun ada yang lebih hina di antara mereka

Kaum alay dengan pemikiran sangat mendasar

Mengatas namakan cinta sebagai tuhan

Mengeksplorasi kehangatan sebagai lambang kemerdekaan


Pendidikan moral di kesampingkan

Peduli setan dengan politik

Percayalah! Kemiskinan, Pelacuran, dan Kriminalitas adalah pemberhentian kalian.

Belajarlah! Belajarlah! Belajarlah! Merdeka!


Jakarta, 2 Juli 2014. -Psp

Minggu, 29 Juni 2014

Puisi "PERINGATAN" oleh Wiji Thukul


Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa


Kalau rakyat bersembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar

Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!
.
(Wiji Thukul, 1986)

Puisi "EDAN" oleh Wiji Thukul

Edan
Sudah dengan cerita mursilah?
Edan…!!!!

Dia dituduh maling karena mengumpulkan serpihan kain
Dia sambung-sambung jadi mukena untuk sembahyang
Padahal mukena tak dibawa pulang
Padahal mukena dia taroh di tempat kerja
Edan…!!!
Sudah diperas dituduh maling pula
Sudah dengan cerita santi?
Edan…!!!
Karena istirahat gaji dipotong
Edan…!!!
Karena main kartu lima kawannya langsung dipecat majikan
Padahal tak pakai wang
Padahal pas waktu luang
Edan…!!!
Kita mah bukan sekrup

Bandung, 21 Mei 1992